RESPONSIP MAHASISWA TERHADAP BAHASA ARAB DALAM PENGEMBANGAN KITAB KUNING
Abstract
Responsip mahasiswa dalam mempelajari bahasa arab untuk mengembangkan kitab kuning bukan semata di perguruan tinggi saja tapi sebaliknya harus eksis dan tetap istiqomah mempelajarinya di pesantren sambil mondok, katagori ini akan memberikan jalam yang luas kepada mahasiswa khususnya dan ini akan menjadikan acuan bagi masyarakat bahawa mahasiswa berkeinginan menjadikan bahasa arab, kitab kuning, al Qur-an dan Hadits sebagai sumber ilmu pengetahuan akan mendapatkan hasil yang memuaskan, dan bukan dugaan kajian di perguruan tinggi ini hanyalah semu atau formalitas belaka. Citra lulus Perguruan Tinggi Agama Swasta di tengah-tengah masyarakat tidak akan akan dikatakan lebih rendah lagi dibanding dengan pesantren. Perguruan Tinggi Islam, menurut sejarahnya, ingin melahirkan ulama yang intelek dan atau intelek yang ulama. Sebagai seorang ulama pasti dituntut menguasai bahasa al Qur-an ini, dalam perkembangan berkemampuan membaca kitab kuning.